Terima kasih Ya Rahman Ya Rahim atas segala nikmat dan karunia yang telah Engkau anugrahkan
Jikalau disuruh menghitung-hitung sudah berapa nikmat yang kudapatkan
Hhh.. Sungguh, tak ada satu pun manusia yang mampu menghitung nikmat yang ia terima.
Teramat banyakkk, sangaaat banyak!
Tapi, kenapa hamba baru menyadarinya?
Kenapa di saat musibah besar melanda, hamba merasa bak manusia termalang di muka bumi ini?
Kadang akal ini memang tak bisa berpikir dengan sehat
Terlalu angkuh untuk memandang ke bawah
Terlalu lemah akibat tak dapat membedakan yang batil dan yang hak
Terlalu rapuh karena tak mampu membaca rencana indah yang telah Engkau siapkan untukku di balik ujian yang Engkau ujikan
Betapa meruginya hamba yang menyalah fungsikan mulut pemberian-Mu ini
Bahkan 'Kenapa jadi seperti ini?' lebih fasih kulontarkan ketimbang bersyukur sembari mengucapkan 'Alhamdulillah'
Kedua mata yang dapat melihat indahnya dunia dengan bebas, kedua telinga yang dapat mendengarkan lantunan adzan dan merdunya derit burung yang melagu, hidung yang menghirup segarnya udara secara cuma-cuma, mulut yang dapat berbicara namun kalimat yang terucap lebih tidak memiliki manfaat, keuda tangan, kedua kaki yang mampu bertapak bebas, dan berbagai nikmat-Mu yang teramat banyak lainnya.
Dulu kemampuan-kemampuan itu kuanggap biasa saja
'Semua orang juga memilikinya, bukan? Bahkan ada yang lebih baik!'
Namun...
Ternyata tidak dengan saudaraku di luar sana
Mata ini telah buta ketika mereka berada di sekelilingku
Mereka yang tak dapat mendengar, tak dapat melihat, tak mampu bercanda tawa dengan teman sebaya, tak dapat berlari dan berloncat-loncat semasa kanak-kanak, tak mampu menyuap makanan dengan kedua tangan, bahkan ada yang harus melakukan cuci darah setiap 10 jam sekali untuk bertahan hidup, Naudzubillah :'(
Baru saja kutersadar dari kelekaan ini
Ternyata beberapa kejadian yang kuanggap musibah, sesungguhnya merupakan bentuk nikmat yang Allah beri, lagi dan lagi secara gratis! Tanpa imbalan sepeser pun
Bayangkan saja! Ketika sakit, dosa-dosa kita berguguran layaknya dedaunan pada ranting pohon jati di saat kemarau
Sungguh indah nikmat-Mu
Ya Allah, Ya Ghaffar
Bolehkan hamba merasakan indahnya jannah-Mu pada hari pembalasan kelak?
Kata mereka, kampung halaman kita para cucu Adam yang sebenarnya adalah syurga..
Sesekali kubaca ayat-ayat cinta-Mu mengenai nikmat syurga yang teramat indah
Hamba merindukannya.. Hamba memimpikannya..
Terimalah taubat ini
Izinkan hamba meraih amal ibadah sebanyak-banyaknya pada singkatnya waktu yang tersisa untukku
Izinkan hamba merasakan nikmat syurga-Mu
Agar semakin dekat peluangku bertemu kekasih-Mu yang telah lama kurindukan, Rasulullah SAW sang teladan umat manusia, yang namanya sering dieluh-eluhkan hamba-hamba-Mu yang bertakwa
Aamiin Ya Rabbal 'Alamin
Semoga bermanfaat ya akhi wa ukhti :)
Selasa, 16 Oktober 2012
0 comments:
Post a Comment