Thursday, December 12, 2013

Bergaul Dengan yang Bukan Muhrim


Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh..
     Adab merupakan tata cara dan bergaul merupakan sosialisasi atau berinteraksi antar sesama, adab bergaul dalam Islam tentu harus kita pahami.. Dan beberapa catatan sewaktu pengajian jum’at yang saya temukan di antaranya:

1.     Menundukkan Pandangan

     Sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala dalam Surah An-nur ayat 30 dan 31: "Katakanlah kepada orang-orang laki-laki yang beriman "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, apa yang mereka perbuat."
"Katakanlah kepada wanita yang beriman :"Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. “
     Dalam ayat di atas, Allah Subhaanahu wa Ta’ala. menjelaskan bahwa seorang muslim dan muslimah tak boleh memandangi lawan jenis yang bukan mahramnya. 
“Kenapa seperti itu? Bagaimana bisa? Bagaimana jika di hadapan kita adalah lawan jenis yang bukan mahram kita, sedang kita tidak sengaja melihatnya?”
     Hmm, melihat dapat diperbolehkan atau halal jika pandangan itu hanya sekali dan tak disengaja. Yah, dan pandangan pertama namun diikuti pandangan berikutnya berasal dari setan dan dapat menimbulkan fitnah sehingga tidak diperbolehkan.

 
2.      Menutup Aurat

  Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.” (QS. An-Nûr: 31).


   Juga firman-Nya, artinya, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzâb: 59). 
     
     Ukhti wa akhi tentu tahu mengenai kedua ayat di atas, bukan? Namun sudahkah kita mengamalkannya? Jika belum, mari tanyakan pada hati kecil ini. Sudikah jika disiksa oleh siksaan yang teramat berat di akhirat kelak? Dan kalau sudah, Alhamdulillah.. mari kita perbaiki dan perbaiki lagi. ^^ 

3.      Ada Pembatas Antara Ikhwan dan Akhwat 

     Seorang Muslim atau Muslimah yang memiliki keperluan terhadap lawan jenisnya, sebaiknya menyampaikannya dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang artinya, “Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab.” (QS. Al-Ahzâb: 53).

     Selain adab bergaul dengan lawan jenis, mengenai memaafkan pun sedikit diulas. Pernahkah kita mendengar pepatah ini? “Air tuba dibalas dengan air susu”. Pepatah yang ketika dibalik terdengar luar biasa. Ya, mari memaafkan seseorang yang pernah memberi kita segelas air tuba tersebut dan membalasnya dengan segalon air susu. Walaupun sulit, namun kita tetap harus melakukannya. Walau mudah diucapkan dan tidak semua orang mampu melakukannya dengan ikhlas.
 
     Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang”. (QS An-Nuur :22)
Rasulullah Saw. pun bersabda “Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan (HR Ath-Thabrani).

      Subahanallah.. Semoga kita selalu dalam naungan-Nya dan mampu melaksanakan segala perintah-Nya, juga mengamalkan sunnah-sunnah sang tauladan seluruh umat manusia, Rasulullah Saw. Aamiin ^_^

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com