Di bawah rintik, aku merintih...
Di dalam mendung, aku merenung...
Di kegelapan ini, aku terlelap...
Membisu layaknya si siput kehilangan cangkang
Menjerit seperti bayi kucing yang tersesat
Membeku bak lautan di kutub selatan
"Tik..tok..tik..tok"
Ahh, hentakan detik itu seakan-akan mengejarku...
Aku takut jika waktu itu tiba
Aku khawatir jika saat itu datang
Aku tak ingin bertemu 'mei' secepat ini!
Aku takut jika fajar yang menyinari dedaunan itu lenyap
Aku resah jika rembulan tak bersama bintang
Aku bimbang jika hujan tak membasahi ladang lagi
Rasa yang tak seharusnya kukhawatirkan, begitu bergejolak di benak ini. Kucoba tuk hentikan kekacauan ini. Tapi apa daya? hati begitu keras kepala!
Ucapan dari bibir ini berbanding terbalik dengan apa yang dikatakan hati. Ahh! mereka berdua begitu sulit berpadu...
Jika waktu itu kelak tiba, aku ingin menutup mata saja, menutup kedua kuping, mengunci bibir saja...
Aku ingin bersandiwara seakan-akan tak terjadi apa-apa.
Apakah kamu tahu? sosok seperti fajar tadi, aku tak ingin kehilangannya.
Apakah kamu mengerti? aku enggan menjadi bintang tanpa rembulan.
Apakah kamu sadar? bahwa tak ada ladang yang tak merindukan hujan.
Sampai jumpa 'mei', kuharap kita tak dipertemukan selekas kilat :')
#SecretAdmirer
0 comments:
Post a Comment