Telah lama kupendam,
dan kini ingin sekali kucurahkan mengenai rasa rindu mendalamku ini.
Mengenai suatu
tempat yang amat bercahaya oleh cahaya-cahaya para malaikat dan cahaya-cahaya
dari kalbu orang-orang yang saleh.
Makkah Al
Mukarramah..
Tanah haram yang di
dalamnya tergoreskan sejarah-sejarah perjuangan sosok mulia, Rasulullah saw.,
yang di dalamnya terekam kisah perjuangan-perjuangan baginda bersama para
syuhada yang dirindukan syurga. Sebuah saksi bisu akan kejayaan nan keindahan
Islam.
Yang di dalamnya
terbangun kokoh rumah Allah, Baitullah. Kiblat seluruh umat Islam yang shalat
di dalamnya lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid
lainnya. Dimana Dajjal takkan mampu menginjakkan kaki di atas tanahnya.
Ya, Masjidil Haram. Subhanallah..
Al-Balad Al-Amin.
Sebuah kota yang aman. Tempat berkumpulnya orang-orang saleh dari berbagai
belahan dunia, tak mengenal ras, budaya, pun pangkat semuanya berbondong tuk
menatap megahnya Baitullah, tuk meluangkan seluruh waktunya dengan bersujud,
menengadahkan kedua tangan, berdzikrullah. Hanya kepada Allah. Hanya untuk
beribadah kepada-Nya.
Kota suci yang
dielu-elukan para pemilik hati yang senantiasa rindu kepada-Nya. Rindu kepada Rasulullah
saw. tuk menjejakkan kaki di atas tanahnya. Entah kapan waktu itu tiba. Waktu
di mana Allah SWT memanggil namaku tuk berkesempatan bertamu kerumah-Nya, tuk
menerima jamuan-Nya.
Ah.. Entah kapan
momen indah itu tiba, dimana salah satu mimpiku yang amat kuidamkan
terwujud. Berusaha dan menanti, berprasangka baik kepada Allah. Karena kuyakin,
kuyakin kelak. Suatu hari nanti, Allah pasti akan memanggil namaku tuk
menjejakkan kaki di kota mulia-Nya itu dan berkesempatan menatap megahnya
Ka’bah, merasakan nikmatnya beribadah di tanah haram.
In syaa Allah..
In syaa Allah..
:)
Di relung kerinduan, 16 November 2013
0 comments:
Post a Comment