Tak terasa ikatan itu telah berlangsung tiga tahun dari kami duduk di SMP bersama-sama, hingga kini seragam putih abu-abu melekat dan menjadi seragam sekolah kami..
Suka duka kami lalui bersama, saat senang kami berbagi begitupun disaat ujian-ujian dari Allah menghampiri kami demi menaikkan derajat kami di sisi-Nya..
Entah sudah berapa senyum canda dan tawa yang kami lemparkan satu sama lain...
Entah sudah berapa banyak bulir-bulir lembut yang tak terbendung membasahi pipi kami dikala sendu maupun haru..
Semuanya kami jalani bersama-sama, sewaktu salah seorang dari kami sedang sakit kami pasti merasa ada gejolak rapuh pada diri kami, serontak kami menjenguk dan mendoakan untuk kesembuhannya..
Sewaktu perselisihan terjadi di antara kami, pasti ada ada saja yang berusaha mendamaikan agar perselisihan itu tak berlanjut..
Hmm, semuanya terlalu indah untuk dilukiskan oleh kata-kata.. Berjuta peristiwa, pengalaman, dan cerita bersama telah kami kantongi, dan tak mungkin pernah kami lupa..
Aku masih ingat..
Saat itu... Terbesit kesedihan yang mendalam di saat dua orang diantara kami harus melanjutkan sekolahnya di pulau jawa, yang artinya kami akan jarang bertemu dan sulit berkomunikasi karena peraturan dan larangan di pondok mereka masing-masing nanti..
Bagaimana mungkin kami tak bersama mereka berdua lagi untuk beberapa tahun ke depan?
Bagaimana mungkin canda tawa kami lalui tanpa mereka?
Apakah iya kami masih mampu sekuat rantai baja ketika dua gelang rantai itu harus terlepas?
Kekhawatiran mendalam tentu saja sedang tertancap di benak kami masing-masing, aku juga tahu, mereka berdua pasti lebih berat untuk meninggalkan kami..
Aku masih ingat detik-detik perpisahan kami, Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin menjadi saksi bisu saat-saat pilu itu, derai air berhasil menembus bendungan di pelupuk mata kami.. Semuanya sontak terisak-isak, keramaian di saat itu tak lagi kami pedulikan.. Inilah kesempatan terakhir untuk mengeluarkan gejolak lara hati kami. Tampak jelas di episode perjalanan kami itu, terdengar rintihan tak ingin melepaskan di dalam benak kami satu sama lain...
Namun apa daya, kami juga sadar bahwa ini hanyalah perpisahan sementara, walaupun raga kami terletak jauh bermil-mil tapi hati... Hati kami tetap bergandengan layaknya ranta-rantai baja..
Sampai saat ini.. komunikasi masih terus berjalan lancar, tak ada rikuh yang terlahir, semuanya semakin kompak dan juga semakin saling mengerti, perselisihan otomatis menyusut, keselarasan pun semakin menebal.. Alhamdulillah...
"Ya Allah Ya Rabb, Engkaulah pengusa atas
hati kami, Engkau Maha Membolak-balikkan hati kami.. kami berlindung kepada-Mu atas penyakit hati yang dengan mudah akan memecahkan kami..
Ya Allah Ya Rahman.. kami berlindung kepada-Mu agar ukhuwah nan indah ini tak akan terputus di tengah jalan hingga ajal memisahkan kami, kepada-Mu kami memohon Ya Allah Yang Maha Berkehendak, Allahumma Aamiin"
1 comments:
Post a Comment