Jika boleh diumpamakan, dia tak lebih dari sesosok hantu. Kau percaya dia ada dan kau tahu bahwa dia ada. Namun sepertinya tak perlu dianggap ada. Layaknya sesosok yang hanya mampu dikenali orang-orang tertentu saja, sayangnya bukan kau.
Retinamu tak akan mampu menangkapnya, karena dinding kelas lebih jelas darinya.
Bodohnya, dia benar-benar melakoni sesosok hantu yang membisu. Lubuknya hanya membatin, tertawa kecil, dan sedikit naif.
"Kenapa dia sekejam itu? Memperlakukan manusia bak hantu?," ketus seseorang.
Dia hanya tersenyum lalu lagi-lagi dengan naifnya berkata, "dia tak kejam, hanya saja tak mampu melihatku.."
2 comments:
Sukaaaaa... :D
Makasih kak, keongky ^^
Post a Comment