Monday, February 23, 2015

Teruntuk Ibunda Rahmatia yang Selalu Hidup di Sanubari

Awal mendengar kabar duka, bendungan di pelupuk mata kami tak juga pecah,
alat pikir kami sesaat terputus, melongo bodoh dan terus mencari kepastian.
Kami merasa sangat berat, hingga masih belum percaya.
Bahwa sesosok ibu nan hangat itu telah tiada,
Sosok ibu nan memiliki senyum terindah itu telah pergi,
Pribadi lemah lembut itu kini meninggalkan kami.

Bukan hanya kami, kelas, bangku guru serta taplak meja yang sering beliau rapikan sebelum beranjak pun akan merasa kehilangan.
Sosok ibu yang benar-benar baru saja kemarin berdiri kokoh di hadapan kami, kini telah terbujur lemah dibalik sehelai kain batik.
Tak kita temui lagi candaan dan tatapan sejuk beliau
Namun kedua matanya masih nampak teduh seperti biasanya,
Perawakannya tetap berwibawa dan anggun seperti hari-hari sebelumnya,
Sapaan serta nasihat-nasihatnya masih bertalun jelas di benak kami.

Teruntuk Ibunda Rahmatia yang selalu hidup di sanubari, terima kasih banyak atas segala dedikasi yang telah Ibu berikan kepada kami, pengabdian serta nasihat yang telah banyak menumbuhkan pola pikir kami, jasa-jasa Ibu akan terus kami kenang. Kami semua merasa sangat kehilangan dan senantiasa memanjatkan doa agar Ibu ditempatkan di sisi-Nya sebagai tempat yang terbaik. Karena kasih sayang Allah kepada Ibu nampaknya lebih besar dibanding kami.

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un wa inna ila rabbina lamunqalibun. Al-Fatihah.


Mengenang momen bersama Ibu Tia

2 comments:

Muh. Aldy Jabir said...

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, Ya Allah tabahkanlah hati mereka yang kehilangan. Semoga ridho Allah senantiasa diberikan kepada Almarhum. Aamiin

Zakinah Rizky Rahman said...

Aamiin Ya Rabbal Alamin..

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com